Di antara bangsa-bangsa manusia, tidak ada bangsa yang
sekuat ya'juj ma'juj, sekejam ya'juj ma'juj, dan sebanyak ya'juj ma'juj. Namun
tidak disangka, bahwa kelak yang membebaskan mereka dari tembok kokoh
Dzulqarnain adalah kalimat 'Insya Allah'.
Nabi Muhammad SAW pernah ditanya oleh An-Nadhar bin
Al-Harits dan 'Uqbah bin Ani Mu'ith sebagai utusan kaum kafir Quraisy.
Pertanyaan yang diajukan oleh kedua orang ini adalah bagaimana kisah Ashabul
Kahfi?, Bagaimana kisah Dzulqarnain?, dan Apa yang dimaksud dengan Ruh?.
Rasulullah SAW bersabda kepada dua orang itu, "Besok akan saya
ceritakan dan saya jawab." Akan tetapi Rasulullah SAW lupa
mengucapkan "Insya Allah". Akibatnya wahyu yang datang setiap kali
beliau menghadapi masalah pasti terputus selama 15 hari.
Sedangkan orang Quraisy setiap hari selalu menagih janji kepada Rasulullah saw
dan berkata "Mana ceritanya? besok..besok..besok.." Ketika itu
Rasulullah saw sangat bersedih. Akhirnya Allah menurunkan wahyu surat Al-Kahfi
yang berisi jawaban kedua pertanyaan pertama, pertanyaan ketiga berada dalam
surat Al-Israa ayat 85.
Allah berfirman pada akhir surat
Al-Kahfii :
"Janganlah kamu sekali-kali mengatakan, 'Sesungguhnya saya akan melakukan
hal ini besok,' kecuali dengan mengatakan Insya Allah." (QS Al-Kahfi
:23-24)
Sebuah kalimat yang sering kita salah artikan tetapi orang yang paling mulia
disisiNya, yang telah diampuni dosanya baik yang telah lalu dan yang akan
datang pun ditegur oleh Allah SWT karena lupa mengucapkan "Insyaa
Allah". Ada rahasia besar apa dibalik kalimat Insya Allah?
Perhatikan petikan ayat diatas, di ayat tersebut Allah memerintahkan manusia
ketika semua rencana sudah matang dan pasti janganlah mengatakan “Sesungguhnya
aku akan mengerjakan besok” tetapi harus diikuti dengan ucapan Insya Allah.
Sebab ucapan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” adalah sebuah 'ucapan
kepastian', keyakinan diri jika hal itu benar-benar akan dilakukannya, bukan
keraguan-keraguannya.
Benar, Insya Allah adalah penegas ucapan kepastian dan keyakinan. Bukan
keragu-raguan. Dari situlah tubuh kita mengeluarkan semacam kekuatan dan
kepasrahan total yang tidak kita sadari sebagai syarat utama tercapainya sebuah
keberhasilan.
Manusia hanya berencana dan berikhtiar, Allah yang menentukan hasilnya. Manusia
terlalu lemah untuk mengucapkan ‘pasti’, karena Allah sebagai sang pemilik
tubuh ini dapat berkehendak lain.
Ingat baik baik! Jika kalian tidak yakin atau tidak dapat memastikan sebuah
rencana, maka jangan pernah mengatakan Insya Allah, cukup katakan saja “Maaf,
saya tidak bisa” atau “Maaf, saya tidak dapat menghadiri …”
Tetapi bila kalian yakin bisa melakukan rencana itu, maka katakanlah “Insya
Allah”, niscaya kalian akan melihat sebuah ketentuan Allah sesuai dengan apa
yang telah dijanjikan oleh-Nya.
"Mereka (Ya'juj & Ma'juj)
berusaha untuk keluar dengan berbagai cara, hingga sampai saat matahari akan
terbenam mereka telah dapat membuat sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu
pemimpinnya berkata,'Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita
pasti bisa keluar dari sini."
"Namun keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali seperti
sedia kala atas kehendak Allah. Mereka pun bingung tetapi mereka bekerja
kembali untuk membuat lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat terjadi
berulang-ulang."
"Hingga kelak menjelang Kiamat, di akhir sore setelah membuat lubang kecil
pemimpin mereka tanpa sengaja berkata, “Insya Allah, Besok kita lanjutkan
kembali pekerjaan kita dan besok kita bisa keluar dari sini."
"Maka keesokan paginya lubang kecil itu ternyata masih tetap ada, kemudian
terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat
luar sebelumnya."
"Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah
berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan
dan minumnya di segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi."
Jika kaum perusak sekelas ya'juj dan ma'juj saja bisa berhasil meskipun tanpa
sengaja mengucapkan Insya Allah, bagaimanakah halnya dengan kita. Apalagi jika
disertai dengan kesadaran dan penuh kepastian mengucapkannya. Yakinlah, janji
Allah SWT selalu benar, Dia-lah sebaik baik penepat janji.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Harmalah dari bibinya berkata:
Rasulullah SAW bersabda: "Kamu mengatakan tidak ada permusuhan, padahal
sesungguhnya kamu senantiasa memerangi musuh, sehingga datanglah Ya'juj dan
Ma'juj; yang lebar jidatnya, sipit matanya, menyala (merah) rambutnya, mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi, wajahnya seperti
martil."
Ini adalah gambar bangsa Troll dalam
cerita-cerita fiksi karangan orang Barat. Mungkinkah orang Barat sudah bisa
membayangkan Ya'juj Ma'juj. Waallahu 'alam. Yang jelas mereka pasti lebih menakutkan
dari gambar ini.